Ahadiah Akrima
10511400
1 PA 09
Manusia Dan Kebudayaan
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilahkebudayaan, atau
secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata dari
golonganmamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan
atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.
Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta
perkembangan teknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah
berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan
laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan
perempuan dewasa sebagai wanita.
A.
Makhluk
ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa,
wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, maka tubuhnya
akan hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak
dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas
dari tubuhnya dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami
kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak
dan sumber kehidupan.
B.
Makhluk
ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaanya
terletak pda adab dan budayaannya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya
dengan akal, perasaan, dan kehendak yang yang terdapat didalam jiwa
manusia.dengan akal (ratio) manusia dapat menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia dapat mempertimbangkan,
menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau
sebaliknya. Selanjutnya dengan ada perasaan, manusia mampu menciptakan
kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu
perasaan indrawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan
jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau
binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada
manusia misalnya:
1.
Perasaan Intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui
sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil
mengetahui sesuatu.
2.
Perasaan Estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
keindahan. Seseorang akan senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang
indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3.
Perasaan Etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
kebaikan. Seseorang akan merasa senang apabila itu sesuatu baik, sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu
jahat.
4.
Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
harga diri karna ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memliki
kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh dan sombong sebaliknya apabila
kekurang ada pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).
5.
Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
kelompok atau korp, atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang
lain. Apabila orang berhasil ia ikut senang, sebaliknya apabila orang gagal,
terkena musibah, ia ikut sedih.
6.
Perasaan Religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan
dengan agama atau kepercayaan. Seseorang akan merasa tentram apabila ia tawakal
terhadap Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nyadan menjauhi larangan-Nya.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan
perilaku tentang kebaikan menurut moral.
C.
Makhluk
biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Manusia
adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan
budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi
anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi,
evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat
dipelajari dari segi-segi: kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial,
kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.
D.
Makhluk
ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan
martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Soren
Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “Eksistensialisme” memandang
manusia adalah konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat
dengan lingkungannya (ekologi). Memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada
hukum alamiah pula.
Hidup
manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan
kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnyasebagai dunia yang
mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan tarian, nyanyian
yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam
tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan
dipertanggungjawabkan. Kehidupan religius manusia menghayati pertemuannya denan
Tuhan.
Semakin
dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan
semakin jauh di lepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan
terhadap Tuhan semakin bermakna pula penghayatan kehidupannya. Dan akan
terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia yang
subyektif memiliki harkat dan martabat yang tinggi.
Seorang tersusun atas dasar fatalitas
jasmani dan rohania, di samping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat
fitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang
terpengaruh oleh faktor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan
tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.
PENGERTIAN KEPRIBADIAN
MENURUT BEBERAPA AHLI SOSIOLOGI
a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi
dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan
terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap
orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten,
sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap,
kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah
menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu
sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi
yang di hadapi.
Francis L.K Hsu, Sarjana amerika keturunan Cina yang
mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu
psikologi, ilmu filsafat, dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisna berjudul
Psychological Homeostatis cina klasik. Majalah American Anthropologist, jilid
73 tahun 1971,halaman 23-24.
Ilmu psikologi yang
memang berasal dan timbul dalam masyarakar barat. Dimana konsep individu itu
mengambil tempat yang amat penting. Biasanya menganalisis jiwa manusia dengan
terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan
analisis tersendiri.
Sampai sekarang, ilmu
psikologi di Negara-negara Barat itu terutama mengembangkan konsep-konsep dan
teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat
untuk menganalisi dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu
itu.sebaliknya, ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat
menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial
budayanya.
Untuk menghindari
pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung
dalam batas individu yang terisolasi. Maka Hsu telah mengembangkan suatu
konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung
delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar
diri pribadi.
Individu yang
bersangkutan sudah lupa akan unsur-unsur pikiran dan gagasan tersebut. Tetapi
dalam keadaan tertentu unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu
kebiasaan hidup sehari-harinya. Daerah pedalaman dan jiwa manusia sudah banyak
diteliti dan dianalisis oleh para ahli psikoanalisis seperti Sigmund Freund dan
pengikut-pengikutnya.
Pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan. Tetapi
disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada
siapapun juga di lingkungannya hal itu disebabkan adanya kemungkinan bahwa :
a.
Ia
takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya. Atau karna ia
ounya maksut jahat.
b.
Ia
sungkan menyatakannya atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons
dan pengertian yang baik dari sesamanya. Atau takut bahwa diberikan respons,
respons itu sebenarnya tidak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena
ia takut ditolak mentah-mentah.
c.
Ia
malu karena takut ditertawakan, atau karena adanya rasa bersalah yang mendalam
d.
Ia
tidak dapat menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan
gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Didalam jiwa manusia
mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaanyang
dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada sesamanya. Yang dengan mudah
dijawab dan diterima oleh sesamanya. Simpati, kemarahan, kebencian, rasa puas,
rasa senang, kegembiraan, rasa terimakasih, konsep-konsep entang tata cara
hidup sehari-hari, pengetahuan yang dipahami juga oleh umum, adat istiadat
sehari-hari, peraturan-peraturan, sopan santun, dan sebagainya yang dikenal
semua orang, menjadi bahan aktifitas berpikir dan pencetusan emosi manusia dari
waktu ke waktu.
Konsepsi tentang
orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda oleh si individu diajak
bergaul secara mesra dan karib. Yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan
tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan bati atau
dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Orang tua, saudara kandung, kerabat dekat, sahabat karib, biasanya merupakan
penghuni penting dalam alam pikiran manusia ini, yang kecuali oleh tokoh-tokoh
manusia sering juga ditempati oleh pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan
terhadap binatang kesayangan, benda kesayangan, benda pusaka, dan juga oleh
hal-hal, ide-ide atau ideology-ideologi yang dapat menjadi sasaran rasa
kebangkitan penuh dari jiwanya. Seperti Tuhan bagi kita, ruh nenek moyang bagi
orang bereligi animis, ideology komunis bagi orang komusinis dan sebagainya.