Ahadiah Akrima
10511400
1 PA 09
Manusia Dan Cinta Kasih
Menurut kamus umum bahasa
Indonesia W. J. S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau
(rasa) sayang (kepada) , ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik
hatinya. Sedangkan rasa kasih artinya
rasa sayang atau cinta kepada seseorang atau menaruh belas kasihan. Dengan
demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat
rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun
cinta kasih mengandung arti yang bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya. Cinta lebih mengandung pegertian mendalamnya rasa, sedangkan
kasih lebih luarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah
kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
memegang peran penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan
dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak,
hubungan erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula
cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dan tuhannya sehingga
manusianya menyembah tuhan secara ikhlas, mengikuti perintah-nya, dan berpegang
teguh pada syariat-nya.
Dalam
bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan bahwa cinta itu terutama
memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapkan yang paling tinggi
dari kemampuan. Yang paling penting dari
memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu
menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab,
perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan
hal yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu kepada anaknya; bagaimana
seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati.
Sedang dengan tanggung jawab dalam
arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus
hubungan ibu dengan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan
fisik. Unsure yang ketiga adalah perhatian
yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan
membuka diri sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia
manusia. Dengan keempat unsure tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian,
dan pengenalan. Suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Penegrtian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa
cinta memiliki tiga unsur, yaitu keterikatan,
keintiman, dan kemesraan. Yang dimasut dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala
prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain kecuali bersama dia.
Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk
dia. Unsur yang kedua adalah keintiman yaitu
adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda
dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti
bapak, ibu, saudara, digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan
sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risih,
pinjam meminjam baju, saling memnjam uang tanpa rasa berhutang, tidak ada y ang
dirahasiakan dan lain-lainnya. Unsur yangketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa
kangen jika jauh atau sudah lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
mengungkapkan rasa sayang, dan
seterusnya.
Selanjtnya
Dr Sarlito W. Sarwono mengemukakan, bahwa tidak semua unsur cinta itu sama
kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman
atau kemesraannya kurang kuat. Cnta seperti itu mengandung kesetiaan yang
sangat amat kuat, kecemburuan besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya dingin
atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau
keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara kandung yang penuh dengan
keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan
masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
Cinta
juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsur
keintiman dan keterikatannya yang kurang. Cinta yang seperti itu dinamakan cinta yang pincang. Lebih berat lagi
bila salah satu dari unsur cinta itu tidak ada. Sehingga tidak terbentuk
segitiga, cinta yang demikian itu tidak sempurna, dan dapat disebutkan bukan
cinta.
Dalam
kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang
ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria wanita) bila
diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan
lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling
menumpahkan kasih sayang.
Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, pengorbanan, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah
satu unsure kasih sayang hilang, misalnya unsure tanggung jawab, maka retaklah
keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai dengan kejujuran,
terancamlah rumah tangga itu.
Kasih
sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tua. Pada prinsipnya anak terbentuk dan terlahir sebagai hasil curahan kasih
sayang orang tuanya. Pengembangan anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari
kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi
apa bila itu terjadi secara timbale balik antara orang tua dan anak.
Kasus
yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis, keberandalan
remaja, frustasi, dan lain-lain dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya
perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya. Adanya kasih sayang ini
mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan
kasih sayangnya bermacam-macam begitupun sebaliknya.
Ada
macam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua mengharapkan
hidup anaknya bahagia. Karena itu, tidak sedikit orang tua yang menumpahkan
kasih sayang secara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Ada
yang secara berlebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan sebagainya.
Karena itu ada yang berhasil, tetapi banyak juga yang gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar