Jumat, 20 Januari 2012

Manusia Dan Cinta Kasih



Ahadiah Akrima
10511400
1 PA 09






Manusia Dan Cinta Kasih

                Menurut kamus umum bahasa Indonesia W. J. S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada) , ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan rasa kasih artinya rasa sayang atau cinta kepada seseorang atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hamper bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
                Walaupun cinta kasih mengandung arti yang bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya. Cinta lebih mengandung pegertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih luarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
                Cinta memegang peran penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan erat dimasyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dan tuhannya sehingga manusianya menyembah tuhan secara ikhlas, mengikuti perintah-nya, dan berpegang teguh pada syariat-nya.
                Dalam bukunya seni mencinta, Erich Fromm menyebutkan bahwa cinta itu terutama memberi, bukan menerima. Dan memberi merupakan ungkapkan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling  penting dari memberi adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan hal yang paling menonjol adalah cinta seorang ibu kepada anaknya; bagaimana seorang ibu dengan rasa cinta kasihnya mengasuh anaknya dengan sepenuh hati. Sedang dengan tanggung jawab dalam arti benar adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela yang dalam kasus hubungan ibu dengan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsure yang ketiga adalah perhatian yang berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Yang ke empat adalah pengenalan yang merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia. Dengan keempat unsure tersebut, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan. Suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.

                Penegrtian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur, yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan. Yang dimasut dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain kecuali bersama dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia. Unsur yang kedua adalah keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara, digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring-cangkir tanpa rasa risih, pinjam meminjam baju, saling memnjam uang tanpa rasa berhutang, tidak ada y ang dirahasiakan dan lain-lainnya. Unsur yangketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai dan dibelai, rasa kangen jika jauh atau sudah lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang,  dan seterusnya.
                Selanjtnya Dr Sarlito W. Sarwono mengemukakan, bahwa tidak semua unsur cinta itu sama kuatnya. Kadang-kadang ada yang keterikatannya sangat kuat, tetapi keintiman atau kemesraannya kurang kuat. Cnta seperti itu mengandung kesetiaan yang sangat amat kuat, kecemburuan besar, tetapi dirasakan oleh pasangannya dingin atau hambar, karena tidak ada kehangatan yang ditimbulkan kemesraan atau keintiman. Misalnya cinta sahabat karib atau saudara kandung yang penuh dengan keakraban, tetapi tidak ada gejolak-gejolak mesra dan orang yang bersangkutan masih lebih setia kepada hal-hal lain dari pada partnernya.
                Cinta juga dapat diwarnai dengan kemesraan yang sangat menggejolak, tetapi unsur keintiman dan keterikatannya yang kurang. Cinta yang seperti itu dinamakan cinta yang pincang. Lebih berat lagi bila salah satu dari unsur cinta itu tidak ada. Sehingga tidak terbentuk segitiga, cinta yang demikian itu tidak sempurna, dan dapat disebutkan bukan cinta.
                Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka didalam berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
              Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, pengorbanan, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsure kasih sayang hilang, misalnya unsure tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai dengan kejujuran, terancamlah rumah tangga itu.
                Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terbentuk dan terlahir sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi apa bila itu terjadi secara timbale balik antara orang tua dan anak.
                Kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morfinis, keberandalan remaja, frustasi, dan lain-lain dimana semuanya dilatar belakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya. Adanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam begitupun sebaliknya.
                Ada macam-macam kasus kasih sayang dalam kehidupan. Semua orang tua mengharapkan hidup anaknya bahagia. Karena itu, tidak sedikit orang tua yang menumpahkan kasih sayang secara berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dan pendapatnya. Ada yang secara berlebihan, disiplin, secara memberikan kebebasan dan sebagainya. Karena itu ada yang berhasil, tetapi banyak juga yang gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar