Senin, 09 Januari 2012

Manusia Dan Kebudayaan



Ahadiah Akrima
10511400
1 PA 09





Manusia Dan Kebudayaan
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilahkebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golonganmamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakatmajemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang)tua.

A.                 Makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh

Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, maka tubuhnya akan hancur dan lenyap. Jiwa terdapat didalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuhnya dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.

B.                  Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya

Kesempurnaanya terletak pda adab dan budayaannya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang yang terdapat didalam jiwa manusia.dengan akal (ratio) manusia dapat menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia dapat mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya dengan ada perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan indrawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya:

1.              Perasaan Intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.
2.              Perasaan Estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan. Seseorang akan senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.
3.              Perasaan Etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan. Seseorang akan merasa senang apabila itu sesuatu baik,  sebaliknya perasaan benci apabila sesuatu itu jahat.
4.              Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karna ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memliki kelebihan pada dirinya, ia merasa tinggi, angkuh dan sombong sebaliknya apabila kekurang ada pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).
5.              Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp, atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil ia ikut senang, sebaliknya apabila orang gagal, terkena musibah, ia ikut sedih.
6.              Perasaan Religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan dengan agama atau kepercayaan. Seseorang akan merasa tentram apabila ia tawakal terhadap Tuhan, yaitu mematuhi segala perintah-Nyadan menjauhi larangan-Nya.
Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.

C.             Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi

Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi: kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan sebagainya.

D.                 Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.

Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran “Eksistensialisme” memandang manusia adalah konteks kehidupan konkrit adalah makhluk alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi). Memiliki sifat-sifat alamiah dan tunduk pada hukum alamiah pula.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap dunia sekitarnyasebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan dipertanggungjawabkan. Kehidupan religius manusia menghayati pertemuannya denan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh di lepaskan dari rasa kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula penghayatan kehidupannya. Dan akan terungkap pula kenyataan manusia individual atau kenyataan manusia yang subyektif memiliki harkat dan martabat yang tinggi.
Seorang tersusun atas dasar fatalitas jasmani dan rohania, di samping ada faktor temperamen, karakter,dan bakat fitalitas jasmani seseorang bergantunng pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh faktor-faktor hereditas sehingga keaadaanya dapat di katakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmanias.

 PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI SOSIOLOGI

a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi. 

          Francis L.K Hsu, Sarjana amerika keturunan Cina yang mengkombinasikan dalam dirinya keahlian di dalam ilmu antropologi, ilmu psikologi, ilmu filsafat, dan kesusastraan cina klasik. Karya tulisna berjudul Psychological Homeostatis cina klasik. Majalah American Anthropologist, jilid 73 tahun 1971,halaman 23-24.
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakar barat. Dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting. Biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatasan konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri.
Sampai sekarang, ilmu psikologi di Negara-negara Barat itu terutama mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode-metode dan alat-alat untuk menganalisi dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu.sebaliknya, ilmu itu masih kurang mengembangkan konsep-konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.
Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dalam batas individu yang terisolasi. Maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar diri pribadi.
Individu yang bersangkutan sudah lupa akan unsur-unsur pikiran dan gagasan tersebut. Tetapi dalam keadaan tertentu unsur-unsur itu bisa meledak keluar lagi dan mengganggu kebiasaan hidup sehari-harinya. Daerah pedalaman dan jiwa manusia sudah banyak diteliti dan dianalisis oleh para ahli psikoanalisis seperti Sigmund Freund dan pengikut-pengikutnya.
Pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan. Tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga di lingkungannya hal itu disebabkan adanya kemungkinan bahwa :
a.                   Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya. Atau karna ia ounya maksut jahat.
b.                   Ia sungkan menyatakannya atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya. Atau takut bahwa diberikan respons, respons itu sebenarnya tidak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c.                   Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena adanya rasa bersalah yang mendalam
d.                   Ia tidak dapat menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.

Didalam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaanyang dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada sesamanya. Yang dengan mudah dijawab dan diterima oleh sesamanya. Simpati, kemarahan, kebencian, rasa puas, rasa senang, kegembiraan, rasa terimakasih, konsep-konsep entang tata cara hidup sehari-hari, pengetahuan yang dipahami juga oleh umum, adat istiadat sehari-hari, peraturan-peraturan, sopan santun, dan sebagainya yang dikenal semua orang, menjadi bahan aktifitas berpikir dan pencetusan emosi manusia dari waktu ke waktu.

Konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib. Yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan bati atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan. Orang tua, saudara kandung, kerabat dekat, sahabat karib, biasanya merupakan penghuni penting dalam alam pikiran manusia ini, yang kecuali oleh tokoh-tokoh manusia sering juga ditempati oleh pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan terhadap binatang kesayangan, benda kesayangan, benda pusaka, dan juga oleh hal-hal, ide-ide atau ideology-ideologi yang dapat menjadi sasaran rasa kebangkitan penuh dari jiwanya. Seperti Tuhan bagi kita, ruh nenek moyang bagi orang bereligi animis, ideology komunis bagi orang komusinis dan sebagainya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar